Setelah tujuh tahun menanti, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir akhirnya berhasil merebut gelar juara paling bergengsi di kandang sendiri, apa lagi kalau bukan BCA Indonesia Open Super Series Premier 2017. Mereka sukses akhiri ‘kutukan’ gelar di Indonesia Open. Sejak pertama kali berpartisipasi di Indonesia Open tahun 2011, Tontowi/Liliyana belum pernah menaklukkan ketatnya persaingan di kejuaraan ini.

Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon sukses menyabet gelar di All England Open 2017. Gelar ini sekaligus menjadi satu-satunya medali yang dibawa Indonesia dari Birmingham, Inggris. Kevin/Marcus mengalahkan pasangan Tiongkok, Li Junhui/Liu Yuchen, dengan skor 21-19 dan 21-14. Gelar All England dari ganda putra terakhir diraih oleh Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan pada tahun 2014.

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sukses membawa pulang medali emas dari Olimpiade Rio 2016. Hal ini menjadi kebanggaan, tak hanya buat Tontowi/Liliyana, tapi juga seluruh masyarakat Indonesia.

Piala Thomas memang belum bisa kembali ke pangkuan tim Indonesia. Setelah berhasil menembus final, tim Thomas Indonesia akhirnya harus puas di posisi dua, setelah kalah dari Denmark, 2-3. Meski begitu perjuangan tim Thomas Indonesia tetap patut diacungi jempol. Dengan kekuatan yang didominasi pemain muda, perlahan tapi pasti mereka bisa menaklukkan lawannya satu per satu.

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir berhasil mengakhiri krisis gelar level super series setelah 18 bulan lamanya. Gelar Tontowi/Liliyana di level tersebut ialah France Open Super Series 2014. Ini dipastikan melalui kemenangannya, Malaysia Open Super Series Premier 2016.

Pasangan ganda campuran, Praveen Jordan/Debby Susanto tampil luar biasa di All England 2016. Sukses merebut podium juara, mereka kini menjadi harapan baru Indonesia.

Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan sukses mengukir catatan manis di penghujung tahun 2015. Keduanya merebut podium juara pada BWF Dubai World Super Series Finals 2015. Ini merupakan gelar ketiga bagi Hendra/Ahsan di sepanjang tahun 2015. Sebelumnya, ganda putra nomor dua dunia ini menjadi juara di Malaysia Open Super Series Premier 2015 dan menjadi Juara Dunia 2015.

Jatuh bangun mengembalikan shuttlecock di lapangan menjadi pemandangan yang banyak mewarnai penampilan Praveen Jordan/Debby Susanto di babak final French Open Super Series 2015 lalu. Meski harus finis diurutan kedua, perjuangan Praveen/Debby patut diacungi jempol. Capaiannya kali ini pun sekaligus menjadi yang terbaik di tahun 2015, menjadi finalis turnamen level super series.

Sukses besar! Dua kata tersebut mungkin tak berlebihan jika diberikan kepada pasangan ganda putri, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari, pada penampilannya di Korea Open Super Series 2015. Greysia/Nitya berhasil merebut gelar super series perdana mereka sejak berpasangan. Keduanya mengalahkan wakil tuan rumah, Chang Ye Na/Lee So Hee, dengan skor 21-15 dan 21-18.

Indonesia mendapatkan kado spesial di hari kemerdekaannya yang ke 70 tahun. Adalah Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang kali ini menjadi pahlawan Indonesia. Pasangan ganda putra nomor satu Indonesia tersebut berhasil merebut medali emas pada BWF TOTAL World Championships 2015.